1. Perbedaan
etika dan etiket.
K. Bertends dalam buku karangannya yang
berjudul “ETIKA” (2000) menjelaskan ada 4 macam perbedaan antara etika dan
etiket, yaitu :
a) Etiket
hanya memandang seseorang dari luar saja. Orang yang mengedepankan etiket bisa
saja orang yang munafik, dari luar terlihat baik atau sopan, tetapi dari dalam
atau sifat aslinya tidak begitu
Etika memandang seseorang dari hati dan
sifat aslinya, orang yang mengedepankan etika rata-rata tidak mempunyai sifat
munafik
b) Etiket
hanya berlaku saat kita sedang bersama seseorang atau bersosialisasi dengan
teman maupun kerabat, tetapi bila kita sedang sendiri atau tidak ada seseorang
di sekelilingi kita maka etiket tidak berlaku, contoh : bila saya sedang makan
bersama keluarga, teman, atau kerabat kemudian saya membuang angin maka saya
telah melakukan pelanggaran etiket. Tetapi bila saya makan hanya sendiri saja
dan saya membuang angin maka saya tidak melanggar etiket.
Etika selalu berlaku ketika kita sedang
sendiri atau sedang bersama seseorang, misalkan : jangan pernah melakukan
pencurian atau tidak mengembalikan barang yang telah kita pinjam meskipun yang
pumya barang telah lupa.
c) Etiket
bersangkutan dengan tata cara yang harus dilakukan saat kita bersama orang
lain, misalkan : jangan berbicara kasar saat kita bicara dengan seseorang, bila
kita berbicara kasar berati kita telah melanggar etiket.
Etika bersangkutan dengan norma dari
suatu perbuatan. Misalkan jangan mengambil hak milik orang lain karena
menyangkut masalah norma.
d) Etiket
bersifat relatif yang dianggap tidak sopan dalam satu budaya, belum tentu
dianggap tidak sopan dalam budaya lain, misalkan : berpakaian mini atau sexy.
Etika bersifat pasti, contoh : tidak
mencuri, membunuh, menyakiti,dll karena etika prinsip yang tidak bias
ditawar-tawar
2. Yang dimaksud etika profesi akuntans
Ada 8 prinsip atau etika profesi
akuntansi, yaitu :
-
Tanggung jawab profesi
Setiap anggota harus menggunakan dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
-
Kepentingan publik
Setiap anggota wajib untuk senantiasa
bertindak dalam rangka pelayanan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan profesionalisme.
-
Integritas
Setiap anggota wajib untuk bersikap
jujur tanpa harus menngobarkan rahasia penerima jasa.
-
Objektifitas
Setiap anggota wajib untuk menjaga
objektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam memenuhi kewajiban
profesionalnya.
-
Kompeten dan hati-hati
Setiap anggota wajib menjalankan
profesionalisme dengan hati-hati, kompeten, dan tekun, serta memiliki kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan profesionalisme pada tingkat yang
dibutuhkan untuk memastikan klien mendapatkan jasa yang terbaik.
-
Kerahasiaan
Setiap anggota wajib menjaga kerahasian
dari phihak klien selama melakukan pekerjaan bersama klien dan tidak
membeberkan rahasia klien, kecuali mendapat persetujuan klien, kewajiban, atau
hokum untuk mengungkapkannya.
-
Profesionalisme
Setiap anggota wajib melakukan pekerjaan
dengan konsisten dalam pekerjaan terbaik dan mejauhkan diri dari perbuatan yang
dapat merusak nama baik diri sendiri.
-
Standar teknis
Setiap anggota wajib melakukan pekerjaan
sesuai standar-standar yang telah ditetapkan dan relevan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika
-
Kebutuhan ekonomi
Penggelapan uang dengan alasan tuntutan
ekonomi
-
Tidak ada pedoman
Berada diare “abu-abu”, sehingga tidak
ada arahan
-
Perilaku dan kebiasaan individu
Kebiasaan yang terakumulasi tidak
dikoreksi
-
Lingkungan tidak etis
Pengaruh dari lingkungan sekitar
-
Prilaku yang ditiru
Efek primodalisme yang sudah kelewatan.
4. Jenis-jenis
etika
Ada dua jenis etika yaitu :
1) Deskriptif
Berbicara mengenai fakta apa adanya
yakni mengenai nilai dan prilaku manusia sebagai suatu fakta yang realistis dan
situasi yang membudaya.
2) Normative
Merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
berbuat yang lebih baik dan menghindari dari perbuatan buruk, sesuai
kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar